Berdasarkan
kisah nyata…
Ada seseorang
pemuda yang aktifitasnya adalah seorang pelajar di salah satu sekolah swasta di
suatu daerah. Pada saat dia menginjak umur remaja dia terjerumus dalam lubang
yang gelap, menjadi seorang peminum minuman keras dan pengadat narkoba. Tiada
hari tanpa mabuk-mabukan di pinggir jalan, sampai-sampai sekolahnya
terbengkalai dan sering malas-malasan tanpa ada memikirkan pesan dan amanah
orang tua nya.
Pada akhirnya
dia tinggal kelas tapi dia belum mau sadar dan belum menemukan jati diri
sebenarnya tanpa ada penyesalan pada dirinya dia tetap melanjutkan aktifitasnya
sebagai peminum-minuman keras yang aktif tiada hari tanpa minum-minuman keras.
Sampai akhirnya orang tuannya tahu bahwa anaknya tersebut seorang peminum keras.
Orang tuanya selalu memarahi dan memperingati anaknya supaya berhenti
minum-minuman keras, tapi anaknya tersebut tidak mendengarkan apa pesan dari
orang tuanya.
Sampai-sampai
guru-guru disekolahnya sentiment dan selalu memandang anak tersebut jahat dan
tidak ada kebaikan dari anak itu. Pada suatu saat waktu istirahat waktu
sekolah, dia lagi kumpul sama teman-teman kelasnya untuk membeli minuman keras
akhirnya ketahuan salah satu guru sekolah, yang dituduh adalah yang membeli
bukan yang meminum minuman keras tersebut, dan anak tersebutlah yang dituduh
membeli. Anak tersebut membantah tidak membelinya, dia mengaku bukan dia yang
membelinya dan pada hari itu dia tidak menyentuh sedikitpun minuman keras
tersebut. Pada akhirnya ada temannya yang mengaku dan malah dalam pengakuan
tersebut temannya malah menuduh anak itu yang membelinya. Masih belum mengaku
anak tersebut karena memang bukan dia, suasana ruangan makin panas. Dan pada
akhirnya seorang guru mengancam anak tersebut, bahwa kalau anak itu tidak
mengaku maka pihak sekolah akan mengeluarkan dari sekolah semua anak-anak yang
bermasalah pada hari itu. Dari hasil itu dia berpikir dari pada semua temannya
dikeluarkan dari sekolah akhirnya dia mengaku, ternyata dia hanya di skorsing
saja.
Pada akhirnya
dia tidak bisa bertahan lagi disekolah tersebut akhirnya dia mengurungkan diri
untuk pindah ke sekolah lain. Tapi semakin dia pindah dia tetap tidak berubah
masih tetap saja meminum-minuman keras tersebut. Tetapi ada perubahan diri nya
yaitu, dia lebih kosentrasi pada pelajarannya meski pun masih tetap
meminum-minuman keras tersebut. Dia ingin membuktikan pada orang-orang bahwa
dia bisa walaupun dia seorang sampah masyarakat.
Baru saja dia
pindah sekolahan anak tersebut membuat ulah kembali tapi sekarang lebih patal,
pada malam bulan suci ramadhan dia kumpul-kumpul sama teman-temannya lagi dan
meneguk minuman keras. Pada saat malam itu temannya yang lain datang dengan
membawa beberapa linting ganja. Anak itu dan temannya yang lain tidak
mengetahuinya, pada akhirnya ada razia polisi untuk pengamanan malam bulan
ramadhan dan akhirnya anak tersebut dan teman-temanya diciduk dan dibawa ke
Polres. Anak tersebut tidak terlibat karena dia dan teman-temannya tidak
mengetahui keberadaanya ganja tersebut.
Pada akhirnya
dia mulai sadar tapi belum sepenuhnya pada akhirnya pada saat Ujian Akhir atau
Ebtanas, anak tersebut tidak lulus 1 mata ajar yaitu ekonomi hanya kurang 0,05
dan dinyatakan tidak lulus. Akhirnya dia ikut perbaikan. Saat dia tidak lulus
dia ikut teman-temannya ke pantai dan mabuk-mabukan lagi. Sepulangnya dari
pesta tersebut, dia tidak menyangka ibu nya di rumah menangis dan menunggu
kehadiran dia pulang. Di saat dia tidak sadar karena terbawa alcohol dia
meneteskan air mata karena mendengar perkataan ibunya sambil menangis dan dia
berjanji tidak akan mengeceewakan ibu dan ayah nya lagi. Akhirnya dia lulus
sekolah dengan nilai yang tidak mengecewakan dan mendapat predikat 3 besar dari
sekolahnya. Ada lagi yang lebih mengesankan membuat orang tuanya bangga adalah
dia benar-benar bersih dari minuman keras dan bertobat tidak pernah menyentuh
barang-barang haram tersebut. Kembali kejalan yang benar yaitu jalan Allah dan
tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktunya lagi.
Setamatnya dia
sekolah dia lanjutkan bekerja dengan berprofesi sebagai pedagang dan kuli
bangunan. Tetapi dia tidak pernah gengsi dan menyerah. Semua ada hikmahnya,
karena kesungguhan bertobatnya, dia mendapatkan hidayah untuk melanjutkan
sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Dia tahu orang tua nya tidak mampu
membiayai sekolahnya karena Bapak nya hanya seorang pensiunan PNS dan Ibu nya hanya
ibu rumah tangga. Pada akhirnya dia kerja di salah satu instansi pemerintahan
disaat itulah dia benar-benar bersyukur bahwa dari tidak kemampuan ortuanya
membiayai kuliah ternyata Allah telah member jalan dari instatnsi tempat dia
bekerja dia diminta kuliah D3 ke ibu kota.sekarang dia sudah menyelesaikan
kuliahnya, dengan hasil yang memuaskan.
Dari kisah
diatas bahwa setiap manusia sudah di tentukan jalannya masing-masing selagi
kita masih bisa memiliki cita-cita dan selalu dekat dengan sang khlaik dan
selalu bersyukur kita akan diberi jalan demi niat yang tulus untuk mencapai
tujuan dijalan yang benar dan dengan hati yang bersih. Yakinlah Allah akan
memberikan jalan yang terbaik untuk umatnya. Jangan pernah meremehkan doa dan
restu seorang ibu, karena ketulusan seorang ibu lah membuat pemuda ini menjadi
orang yang menemukan jati dirinya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar